Salah satu biaya yang termasuk di dalam kelompok biaya operasi yang akan kita gali lebih dalam adalah biaya research and development (R&D). Berikut contoh letak beban R&D pada laporan Rugi/Laba
Beban R&D ini adalah poin penting untuk kita mengetahui apakah sebuah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang dapat berlangsung jangka panjang. Beberapa contoh keunggulan kompetitif perusahaan dapat dikarenakan paten yang dimiliki perusahaan, atau mungkin teknologi canggih yang dimiliki. Jika keunggulan kompetitif perusahaan dikarenakan adanya patent yang dimiliki perusahaan tersebut, contoh perusahaan farmasi, maka akan ada satu waktu jangka waktu patent tersebut habis dan keunggulan kompetitif yang dimilikinya menghilang begitu saja.
Jika keunggulan kompetitif perusahaan muncul karena teknologi yang ditawarkan, maka akan selalu muncul teknologi terbaru yang akan menggantikannya. Sebagai contoh pernahkah Anda mengetahui berapa harga saham Blackberry tahun 2005 - 2008? Dan berapa harga sahamnya sekarang? di tahun 2007 harga sahamnya pernah mencapai $230 / lembar, dan per hari ini 25/08/2015 harga sahamnya hanya $6.97 / lembar. Keunggulan kompetitif yang dimiliki hari ini di dunia teknologi bisa menjadi usang dan ketinggalan jaman besok!
Perusahaan yang menghabiskan biaya R&D besar, bukan hanya akan membebani perusahaan dari segi pengeluaran R&D nya saja, tetapi perusahaan ini juga akan secara konstan harus menciptakan produk baru yang artinya mereka juga harus melakukan redesign dan update program penjualan, tools, mesin, yang juga akan meningkatkan beban penjualan serta beban administrasi dan umum.
Kita lihat contoh MERCK. perusahaan ini mengeluarkan biaya R&D 29% dari laba kotor dan 49% untuk biaya penjualan dan administrasi umum. Secara total, ketiga biaya ini memakan profit kotor sebanyak 78%. Apa yang akan terjadi jika MERCK gagal menemukan dan membuat patent baru yang akan menjadi sumber penghasilan perusahaan berikutnya setelah patent sebelumnya expire?
MOODY'S, perusahaan pemberi rating merupakan salah satu waham favorit WB. Apa alasannya? Karena jika kita lihat, perusahaan ini hanya menghabiskan 25% laba kotor untuk beban penjualan dan beban administrasi umum dan tidak mengeluarkan biaya R&D. Coca-Cola juga tidak memiliki biaya R&D. Perusahaan tanpa patent, tanpa menjual teknologi seperti perusahaan-perusahaan ini akan membuat keunggulan kompetitif perusahaan akan tetap berlangsung dalam waktu yang lama tanpa takut apakah masa berlaku patent akan habis, ataukan apakah teknologi sekarang akan ketinggalan jaman.
Perusahaan dengan biaya R&D yang besar - agar tetap mempertahankan keunggulan kompetitifnya -bisa kita katakan mempertaruhkan ekonomi jangka panjang perusahaan pada resiko dan ketidakpastian. Jika ada perusahaan dengan masa depan penuh ketidakpastian, apakah kita akan berinvestasi dan menaruh uang kita di sana? Mungkin inilah sebabnya Warren Buffett tidak pernah tergoda untuk membeli perusahaan teknologi.
Untuk contoh kasus saham KLBF di atas, rasio biaya R&D terhadapa laba kotor perusahaan sebagai berikut :
Tahun 2012
Rasio Beban R&D = Beban R&D / Laba Kotor = 90.754.826.941 / 6.533.433.806.831 = 1.39%
Tahun 2013
Rasio Beban R&D = Beban R&D / Laba Kotor = 135.388.356.694 / 7.679.113.456.058 = 1.76%
Perusahaan KLBF hanya menggunakan laba kotor sebesar 1 - 2% untuk R&D.
Semoga penjelasan ini cukup bermanfaat dan dapat dipahami. Karena filter ketiga ini merupakan salah satu poin penting untuk kita menilai apakah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif jangka panjang yang akan tetap bertahan lima puluh hingga seratus tahun kedepan dan terus mencetak profit untuk pada shareholdernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar