Selasa, 25 Agustus 2015

LAPORAN RUGI/LABA (2) - BIAYA OPERASI - Beban Penjualan, Beban Umum dan Administrasi (CONTOH KASUS)

Disclaimer : Postingan ini tidak bermaksud untuk mengajak pembaca membeli saham yang dicontohkan. Ini hanyalah contoh untuk memperjelas penjabaran pada postingan sebelumnya dengan contoh real. Ingat bahwa setiap investasi memiliki resiko.


Pada contoh kasus kali ini kita tetap menggunakan contoh sebelumnya, KLBF


Tahun 2012
Beban Penjualan = Rp 3.573.502.403.790
Beban Administrasi dan Umum = Rp 651.416.535.513
Rasio Beban Penjualan, Administasi Umum terhadap Gross Profit 
= (3.573.502.403.790 + 651.416.535.513) / 6.533.433.806.831 = 64.67%

Tahun 2013
Beban Penjualan = Rp 4.230.293.635.075
Beban Administrasi dan Umum = Rp 764.512.533.499
Rasio Beban Penjualan, Administasi Umum terhadap Gross Profit 
= (4.230.293.635.075 + 764.512.533.499) / 7.679.113.456.058 = 65.04%

Apa arti dari angka-angka tersebut? Artinya pada tahun 2012 perusahaan KLBF menghabiskan 64.67% dari profit kotornya untuk dibelanjakan pada pos / beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Sedangkan pada tahun 2013 perusahaan membelanjakan profit kotornya sebanyak 65.04%. Kedua pos beban ini termasuk beban produktif yang artinya akan mendukung pertumbuhan penjualan perusahaan. Beban penjualan / selling akan memperkuat brand perusahaan, beban administrasi dan umum, khususnya beban gaji pegawai serta management akan menguatkan perusahaan dari dalam. Pertanyaan berikutnya, apakah rasio sebesar itu baik? Apakah itu termasuk perusahaan yang kita cari? Pada postingan sebelumnya kita sudah membahas semakin kecil angka rasio ini semakin baik. Di kisaran angka 30% pada perusahaan umumnya sudah sangat luar biasa. Yang normal dan bisa dikatakan baik adalah 30% - 80%. Jika melihat rasio beban penjualan dan administrasi umum KLBF terhadap laba kotornya, maka kita dapat menganggap perusahaan ini baik dalam pengelolaan beban tersebut. Tetapi akan lebih baik lagi jika kita membandingkan dengan perusahaan sejenis. Berapa rasio beban ini pada perusahaan sejenis? Mari teman-teman cari laporan keuangan perusahaan sejenis untuk mengetahuinya.

Faktor kedua yang perlu kita perhatikan juga adalah, apakah perusahaan menggunakan profit kotornya untuk kedua beban ini teratur dan terencana? Bagaimana kita mengetahui bahwa perusahaan sudah merencanakannya? Hal itu terlihat dari konsistennya besaran rasio beban penjualan dan administrasi umum terhadap laba kotor perusahaan. Pada contoh di atas, kurang lebih perusahaan menghabiskan 65 % profit kotor untuk pos tersebut. Nah, sekarang tugas teman-teman adalah mencari tahu lima sampai sepuluh tahun ke belakang, apakah rasio beban penjualan dan administrasi terhadap laba kotor perusahaan ini konsisten di kisaran 65%? Berlatihlah untuk mencari dan membaca laporan keuangan. Selamat mencoba. Semoga contoh kasus ini lebih memudahkan pemahaman mengenai cara menghitung rasio beban penjualan dan administrasi terhadap laba kotor. Postingan berikutnya, kita akan membedah komponen lain dari Laporan R/L, yaitu beban R&D yang akan membedakan perusahaan mana yang dalam jangka panjang akan bersinar seperti telur emas, ataukah hanya perusahaan biasa-biasa saja. 

2 komentar: